Celah


Retno :       Seperti inikah sebuah cinta..?? sperti tak mengenal falsafah dan logika..    
                 dengankeadaan apapun yan g dipandang sebaai sesuatu ketidak pantasan bukan
                merupakan suatu penghalang atas tumbuhnya rasa itu. Sepenggal kehidupan
                  yang kulalui untuk mencari dan merasakan cinta yang
                Sebenarnya, kini telah mendamparkanku pada labuhan yang telah bertuan. Dan
Terterperdayanya aku tetap luruh diantara mereka yang telah terpaut begitu dekat, hingga terjepit dan tercekat dalam kebisuanku. Celah yang sempit terasa begitu luas, tatkala kutemukan keteduhan dan ketenangan dalam sandaran labuhnya.
Oooooohhh…… Gusti, rasaku merajam menahan ini semua..!! tiada kehendak dan keinginan dalam sebuah pertautan ini. Sudiku untuk tidak merasa apa yang kudamba saat ini, sudiku untuk menghapuskan semua tanoa sisa, sudiku tidak ada bila mereka ada.
Aku benci ini semua ..!! aku sangat benci ..!! benci merasakan ini..!!  aku benci..!!! kau membuatku tak berdaya,,,, kau membiusku,,, dan membuatku sangat mencintaimu. Aku bahagia,, sangat bahagia. Tapi aku juga sakit, sangat sakit.
Dan orang-orang itu… berulang kali mata – mata tajam seolah menjadi jaksa penuntut yang mendudukanku pada kursi pesakitan, sedang mereka tidak secuilpun menyiratkan apa yang bersemayam dikedalaman hatiku.
Gusti…… Adilkah semua ini untukku..?? salahkah aku.. Gusti..?? apakah jawabanMU.
Gusti…?? Apa..?? isyaratkalah sebuah petunjuk untukku.

Darja :       Celah itu selalu kosong dengan,, ataupun tanpa dirimu. Celah itu tak pernah mampu terisi olehnya. Dan meskipun sebuah celah,, namun dengan seribu jendela dan pintu yang mampu membawaku tiada terbatas. Jika boleh aku menjawab,, itu bukan kesalahanmu. Celah labuhanku yang telah mengumbarnya untukmu.

Retno :       Mas Darja….?? Apakah itu kamu mas..?? kamu dimana mas..?? Baaag… bagaimana bisa mas..?? kamu dimana mas..??

Darja :       Aku disini,, aku didalam sini,, dalam ruangku tersendiri. Dimana aku adalah aku, bukan yang lain. Tidak atas kulit dan jasadku, tidak atas kain yang membalutku. Ataupun perkataan yang terucap lewat bibir. Adalah hatiku yang berujar.

Retno :       Tapi bagaiman kau bisa mendengarku..?? dan bagaimana mungkin aku bisa mendengarmu..?? kita pada ruang yang berbeda,, dan aku tidak bisa melihatmu.

Darja  :     Celah,,,, adalah sebuah celah…?
Retno  :     Celah..?? kenapa dengan celah..?? aku.. aku tak mengerti..??


Darja  :     Angin mampu menembus melewati celah,, angin menembus membawa suara, aroma, dan semua yang mampu dibawanya.

Retno :      Apa hubungannya dengan sebuah celah..??

Darja :       Kita berada pada sebuah celah yang sama. Celah itu mampu membuatku mendengarmu, mencium aroma tubuhmu, dan merasakan apa yang kamu rasakan. Celah itu memberikan warna rasa, dan segala isi dari segala ruang yang begitu kuat tertutup.

Retno :       Kenapa harus ada celah itu..?? kenapa tidak kau buat saja ruang dengan jendela dan pintu..?? kenapa tidak kau buat saja ruang itu beerwarna dan memenuhinya dengan  isi maupun rasa..?? hingga tak perlu lagi ada celah atau celaan. Kenapa mas..??

Darja :       Inginku begitu,, mauku juga begitu. Namun tiadalah kesempurnaan dimayapada ini  kecuali milik-Nya. Dan adalah ketidak benaran yang merupakan kesalahan bila melengkapi kekurangan diatas penderitaan.

Retno :       Lalu apa maksud dari semua ini..?! dahulu telah aku isyaratkan aku singgah hanya untuk menyapa kemudian berlalu. Tapi terus saja kau sugihi aku dengan aura yang asing bagiku. Dan akupun penasaran terpaku menikmatinya. Hingga tak terasa berpuluh-puluh senja kulewatkan waktu bersamamu., mengenal tentang semua itu, dan tanpa sadar kepingan rasa ituterkumpul dan menggumpal begitu keras di dalamku. Apakah ini kesengajaaanmu..??

Darja :       Kesengajaan memang ada,, tapi itu bukan untuk memikatmu. Kesengajaan itu ada dalam resahku mengisi yang hilang dari perasaanku. Sedikit waktu ku inginkan tuk merasakanya lagi, sebelum seumur hidup aku mungkin takkan mampu mengenalinya lagi.

Retno :       Kenapa harus aku…?? Kenapa memilih aku..??

Darja :       …………………………………………………

Retno :       kenapa diam mas..?? kenapa..?? kamu dimana mas..? jangan pergi dulu…!!   Jawab pertanyaanku!    Mas Darja !      Maaaass…!
                  
















Retno :       
Seperti inikah sebuah cinta..?? seperti tak mengenal falsafah dan logika.. dengan keadaan apapun yang dipandang sebagai sesuatu ketidakpantasan bukan        merupakan suatu penghalang atas tumbuhnya rasa itu. Sepenggal kehidupan yang kulalui untuk mencari dan merasakan cinta yang Sebenarnya, kini telah mendamparkanku pada labuhan yang telah bertuan. DanTerterperdayanya aku tetap luruh diantara mereka yang telah terpaut begitu dekat, hingga terjepit dan tercekat dalam kebisuanku. Celah yang sempit terasa begitu luas, tatkala kutemukan keteduhan dan ketenangan dalam sandaran labuhnya. Oooooohhh…… Gusti, rasaku merajam menahan ini semua..!! tiada kehendak dan keinginan dalam sebuah pertautan ini. Sudiku untuk tidak merasa apa yang kudamba saat ini, sudiku untuk menghapuskan semua tanoa sisa, sudiku tidak ada bila mereka ada. Aku benci ini semua ..!! aku sangat benci ..!! benci merasakan ini..!!  aku benci..!!! kau membuatku tak berdaya,,,, kau membiusku,,, dan membuatku sangat mencintaimu. Aku bahagia,, sangat bahagia. Tapi aku juga sakit, sangat sakit. Dan
orang-orang itu… berulang kali mata – mata tajam seolah menjadi jaksa penuntut yang
mendudukanku pada kursi pesakitan, sedang mereka tidak secuilpun menyiratkan apa yang bersemayam dikedalaman hatiku. Gusti…… Adilkah semua ini untukku..?? salahkah aku.. Gusti..?? apakah jawabanMU.
Gusti…?? Apa..?? isyaratkalah sebuah petunjuk untukku.

Darja :         Celah itu selalu kosong dengan,, ataupun tanpa dirimu. Celah itu tak pernah mampu terisi olehnya. Dan meskipun sebuah celah,, namun dengan seribu jendela dan pintu yang mampu membawaku tiada terbatas. Jika boleh aku menjawab,, itu bukan kesalahanmu. Celah labuhanku yang telah mengumbarnya untukmu.




Retno :        Mas Darja….?? Apakah itu kamu mas..?? kamu dimana mas..?? Baaag… bagaimana bisa mas..?? kamu dimana mas..??

Darja :         Aku disini,, aku didalam sini,, dalam ruangku tersendiri. Dimana aku adalah aku, bukan yang lain. Tidak atas kulit dan jasadku, tidak atas kain yang membalutku. Ataupun perkataan yang terucap lewat bibir. Adalah hatiku yang berujar.

Retno :        Tapi bagaiman kau bisa mendengarku..?? dan bagaimana mungkin aku bisa mendengarmu..?? kita pada ruang yang berbeda,, dan aku tidak bisa melihatmu.

Darja  :        Celah,,,, adalah sebuah celah…?
Retno  :       Celah..?? kenapa dengan celah..?? aku.. aku tak mengerti..??

Darja  :        Angin mampu menembus melewati celah,, angin menembus membawa suara, aroma, dan semua yang mampu dibawanya.

Retno :        Apa hubungannya dengan sebuah celah..??

Darja :         Kita berada pada sebuah celah yang sama. Celah itu mampu membuatku mendengarmu, mencium aroma tubuhmu, dan merasakan apa yang kamu rasakan. Celah itu memberikan warna rasa, dan segala isi dari segala ruang yang begitu kuat tertutup.

Retno :        Kenapa harus ada celah itu..?? kenapa tidak kau buat saja ruang dengan jendela dan pintu..?? kenapa tidak kau buat saja ruang itu beerwarna dan memenuhinya dengan  isi maupun rasa..?? hingga tak perlu lagi ada celah atau celaan. Kenapa mas..??

Darja :         Inginku begitu,, mauku juga begitu. Namun tiadalah kesempurnaan dimayapada ini  kecuali milik-Nya. Dan adalah ketidak benaran yang merupakan kesalahan bila melengkapi kekurangan diatas penderitaan.

Retno :        Lalu apa maksud dari semua ini..?! dahulu telah aku isyaratkan aku singgah hanya untuk menyapa kemudian berlalu. Tapi terus saja kau sugihi aku dengan aura yang asing bagiku. Dan akupun penasaran terpaku menikmatinya. Hingga tak terasa berpuluh-puluh senja kulewatkan waktu bersamamu., mengenal tentang semua itu, dan tanpa sadar kepingan rasa ituterkumpul dan menggumpal begitu keras di dalamku. Apakah ini kesengajaaanmu..??

Darja :         Kesengajaan memang ada,, tapi itu bukan untuk memikatmu. Kesengajaan itu ada dalam resahku mengisi yang hilang dari perasaanku. Sedikit waktu ku inginkan tuk merasakanya lagi, sebelum seumur hidup aku mungkin takkan mampu mengenalinya lagi.

Retno :        Kenapa harus aku…?? Kenapa memilih aku..??

Darja :         …………………………………………………

Retno :        kenapa diam mas..?? kenapa..?? kamu dimana mas..? jangan pergi dulu…!!   Jawab pertanyaanku!    Mas Darja !      Maaaass…!
                   (Bersambung)



 Karya : SoulCried         








 
Nb :  ,.kku  mw bljr dlue, . udh wktu,ya smstr,
          ,.jadi eo t’ tinggal sek,.
          ,.sabar wae plend,.  hehe

Komentar