Permainan Aljabar (AlKhawaritzmi): Mengubah Rumus Abstrak Menjadi Tebak-tebakan
Yang kusuka dari istriku adalah dia selalu antusias dengan
pengetahuan baru. Waktu itu ia habis membaca buku (atau majalah) anak-anak.
Raut wajahnya berubah menjadi sangat ceria. Dia mengumpulkan anak-anaknya.
”Iva, coba kamu bayangkan sebuah angka! Sudah?” tanya
istriku.
”Sudah,” kata Iva.”Kalikan angka kamu tadi dengan 2. Sudah?”
”Ya, sudah.””Tambahkan hasilnya dengan 4. Sudah?”
”Bagilah hasilnya dengan 2. Sudah?”
”Ya, sudah.”
”Berapa hasilnya sekarang?”
”Sembilan.”
”Berarti angka yang kamu bayangkan pertama adalah 7.
Betulkan?”
”Iiiih….Mama kok bisa sih?”
”Bisa dong, Mama kan hebat!”
Terjadilah dialog seru antara mereka. Adik-adik Iva yang
masih kecil-kecil ikut nimbrung dalam diskusi tersebut.
Saya kagum terhadap istri saya – makin tambah cinta lagi
deh. Tentu saya sudah tahu permainan itu sebelumnya. Bahkan saya memiliki
segudang permainan semacam itu. Tetapi istri saya jauh lebih hebat. Ia berhasil
menempatkan sebuah permainan tepat pada konteksnya.
Tantangan kita, tantangan kami di APIQ, adalah menempatkan
inovasi matematika pada konteks yang tepat. Matematika tidak kekurangan
inovasi. Bahkan matematika adalah tempat sangat subur untuk berinovasi. Tetapi
inovasi yang tepat konteks? Tidak banyak kita temui.
APIQ melakukan banyak inovasi untuk menemukan inovasi yang
tepat konteks. Khususnya untuk inovasi pembelajaran matematika. Inovasi yang
menjadi kebanggaan APIQ di antaranya adalah Kartu Milenium, Onde Mileniun,
Super Marble, Dadu Milenium, Teknik Berhitung Cepat Bintang dan lain-lain.
Inovasi-inovasi ini telah teruji memiliki konteks yang tepat
untuk pembelajaran matematika kreatif. Aljabar merupakan salah satu bidang yang
sangat menantang. Permainan yang dilakukan istri saya dengan anak-anaknya di
atas adalah salah satu contoh permainan aljabar yang menarik. Pada saat yang
sama anak-anak sekaligus berlatih aritmetika.
Bagaimana cara kerja permainan aljabar di atas? Prinsip permainan
di atas adalah persamaan aljabar sederhana. Ketika permainan berlangsung,
anak-anak dengan senang hati berlatih aritmetika.
Persamaan aljabar yang dipakai adalah: (2n + 4)/2 = n + 2
Jika hasil akhir dari perhitungan adalah 9 maka 9 ini adalah
nilai dari n + 2.
Sehingga kita peroleh:
n + 2 = 9
n = 9 – 2
n = 7
Jadi, yang mereka bayangkan adalah hasil akhir dikurangi 2
(dalam contoh di atas = 7). Sekarang mari kita coba angka yang lain!
Misalnya seorang anak membayangkan angka 10 (ini adalah n
yang akan kita tebak).
Suruh anak untuk mengalikannya dengan 2. Anak menghitung 10
x 2 = 20.
Suruh anak menambahkan hasilnya dengan 4. Anak menghitung 20
+ 4 = 24.
Suruh anak membagi hasilnya dengan 2. Anak menghitung 24/2 =
12.
Suruh anak menyebutkan hasil akhirnya. Anak menyebutkan 12.
Kita tinggal menebak bahwa angka yang ia bayangkan semula
adalah 10.
Kita peroleh dari 12 – 2 = 10.
Cobalah memainkan tebakan aljabar ini dengan suasana ceria.
Anak-anak akan sangat menyukainya. Kita pun ikut menyukainya. Jika anak mulai
lancar dengan satu permainan aljabar, kita dapat memperkaya dengan permainan
yang lebih menantang.
Misalnya gunakan rumus aljabar berikut:
(10n + 30)/10 = n + 3
Untuk rumus yang baru ini, sebaiknya kita membatasi agar
angka yang dipilih anak (n) antara 0 sampai dengan 10 saja. Biar perhitungannya
tidak terlalu sulit. Bila anak sudah lancar berhitung bisa kita naikkan dengan
pilihan angka yang lebih besar.
Anak-anak suka permainan. Orang dewasa juga suka permainan.
Mengapa matematika tidak kita sampaikan sebagai permainan?
Bagaimana pendapat Anda?
Salam hangat…. (agus Nggermanto; pendiri APIQ)
Komentar
Posting Komentar