Apa Kabar Gerakan Dakwah Kampus?
Gerakan dakwah kampus yang dimaksud
dalam tulisan ini adalah sebuah gerakan atau aktivitas dakwah untuk menegakkan
dinul islam di lingkungan kampus, mulai dari mahasiswa, staff karyawan, tata
usaha, dosen, rektorat, sampai dengan lingkungan yang ada disekitar daerah
kampus.
Membahas gerakan dakwah di kampus,
khususnya di Indonesia, pasti tidak akan terlepas dari nama-nama berikut ini.
M. Natsir, Imaddudin atau lebih terkenal dengan sebutan Bang Imad, K.H Isa
Anshori, Endang S. Anshori, Miftah Farid, Mursalin Dahlan, mewakili gerakan
dakwah kampus era akhir tahun 1960-an sampai dengan akhir tahun 1980-an. Rahmat
Abdullah, Mashadi, KH. Didin Hafipudin, Nur Mahmudi, Ismail Yusanto, Yon
Mahcmudi, Abu Ridho, Ihsan Tandjung, barangkali bisa dianggap mewakili gerakan
dakwah kampus pada era awal tahun 1990-an sampai dengan kira-kira lima tahun
pasca reformasi sekitar tahun 2003 atau 2004. Tentu saja, ini bukan bermaksud
untuk mengesampingkan nama-nama lain yang bisa jadi memberikan kontribusi yang
lebih banyak bagi gerakan dakwah kampus sampai saat ini. Dan dari nama-nama di
atas, ada yang sudah meninggal dunia, ada juga yang masih hidup sampai sekarang
Yang perlu diingat, dipelajari, dan
diteladani dari kiprah mereka adalah perjuangannya dalam dan menegakkan dinul
islam, keistiqamahannya dalam menegakkan Al-Islam, kerendahan hatinya dalam
bergaul, keberaniannya dalam menentang kedzoliman, dan keteguhannya dalam
membenci serta menolakan godaan dunia. Sebagai bukti dari hasil gerakan dakwah
mereka tidak salah kalau kita menyebut sebagai contoh adalah, masuknya
pendidikan agama islam di kampus-kampus umum yang di kemudian hari dikenal
dengan nama mentoring, turtorial, atau dengan lain yang sejenis. Banyaknya
perempuan-perempuan yang menggunakan jilbab. Menjamurnya kajian-kajian
keislaman dengan sistem belajar kelompok di kampus-kampus. Bermunculannya
lembaga-lembaga dakwah kampus. Maraknya kegiatan-kegiatan yang bercorak
keislaman di kampus-kampus, serta memberikan kontribusi nyata secara sosial
mulai dari segi pendidika dan ekonomi kepada masyarakat-masyarakat yang berada
di sekita lingkungan kampus mulai dari penduduk, pedagang, sampai dengan para
tokoh masyarakatnya.
Bagaimana dengan kondisi dan eksitensi
gerakan dakwah masa kini, khusunya di era pasca reformasi? Kalau dilihat secara
kuantitas, boleh dikatakan mereka, para pemuda, khusunya para pelajar dan
mahasiswa saat ini mulai banyak yang tertarik dan aktif pada gerakan dakwah
kampus. Tentu saja ini patut disyukuri. Hal ini dimungkinkan terjadi, mengingat
dari ke hari, dekandensi moral, dan perilaku menyimpang terus bertambah, makin
banyak.
Namun, dari segi kualitas, gerakan
dakwah saat ini tampaknya masih belum terlalu bagus. Baik itu kualitas iman,
kualitas pemahaman terhadap dinul islam. Kualitas untuk memperjuangkan dinul
islam, dan kualitas dalam kesabaran dan keistiqamahan dalam mengarungi jalan
dakwah ini.
Masih terdapatnya saling “menjelekkan”
antar harakah, diiringi dengan merasa paling benar, kemalasan para aktivisnya
untuk membaca buku dan mengikuti ta’lim sehingga tsaqafah keislamannya minim. Lebih senang dan asyik berselancar
di dunia maya - sosial media - padahal seringnya berkomentar atau ber-chatingan
yang tidak manfaatnya, bahkan cenderung mengarah kepada maksiat (baca: zina
hati dan pandangan). Belum lagi kurangnya atau lemahnya semangat untuk
mendakwahkan dinul islam dengan berbagai macam alasan. Lebih bersemangat dan
cenderung berlebihan dalam membicarakan urusan dunia. Mulai dari urusan
beasiswa, tugas kuliah, meningkatkan nilai IPK, pekerjaan, jabatan, karir,
jodoh, bisnis, dan urusan lainnya yang kiranya dapat menghasilkan uang serta
kepentingan pribadi.
Tulisan ini bukan untuk menghakimi,
apalagi menghujat. Tulisan tujuannya untuk dijadikan sebagai bahan renungan
kita semua yang saat ini sedang diamanahi dakwah di lingkungan kampus. Yang
menulis tulisan ini juga bukanlah siapa-siapa. Penulis ini juga sedang dan
terus berjuang secara istiqamah menapaki di jalan dakwah ini. Berdakwah di
lingkungan kampus. Marilah kita semua aktivis dakwah, memperbaiki diri untuk
terus menjadi lebih baik. Jangan berhenti untuk belajar. Jangan berhenti untuk
berdakwah. Jangan berhenti untuk memperjuangkan dinul islam. Jangan takut
miskin. Jangan takut akan dunia. Jangan takut mati. Jagalah terus ukhuwah
islamiyyah. Satukan langkah dan gerak. Lurus dan rapatkan barisan. Teruslah
bergerak untuk meraih kemulian atau syahid di jalan-Nya. ALLAHU AKBAR!!!
Nama Asli :
Adi Permana Sidik
Nama Pena :
Adi Permana Sidik
FB : Permana
Sidik
Komentar
Posting Komentar