Belajar Cinta Dari Yang Mahacinta
Segala yang ada di
dunia adalah fana
termasuk cinta anak
manusia
Cinta tak bisa
dipaksakan
karena anugerah dari
Ar-Rahman
Belajar cinta dari
Yang Mahacinta
menyandarkan semua
cinta hanya pada-Nya
Cinta Muhammad
“Ummati.. ummati..”
bentuk ketulusan
cinta pada umatnya
Bila cinta
disandarkan pada Yang Mahaabadi
cinta takkan hilang
sampai hari kiamat nanti
Cinta adalah anugerah dari Yang
MahaKuasa, cinta tak bisa dipaksakan. Cinta hanya bisa kita bina dan arahkan
sesuai koridor syari’ah yang sudah ditetapkan. Cinta tak hanya memikirkan masa
sekarang, tapi cinta juga memikirkan masa yang akan datang. Bohong! Katakan
cinta tapi merenggut kehormatan orang yang dicintainya dan merusak masa
depannya. Katakan cinta, tapi menjerumuskan orang yang dicintainya ke neraka.
Karena cinta adalah anugerah dari Nya,
maka kita harus menjaga dan merawatnya agar tidak membuat-Nya murkah.
Selayaknya cinta itu kita berikan hanya kepada-Nya dan orang-orang yang Dia
izinkan untuk kita cintai. Salah satu agar kita bisa menikmati manisnya iman
adalah dengan menyandarkan cinta hanya kepadan-Nya. Sebagaimana yang telah
diterangkan oleh Rasulullah saw dalam sebuah hadits.
“Tiga hal, bila ketiganya ada pada diri
seseorang, niscaya ia merasakan betapa manisnya iman: Bila Allah dan Rasul-Nya
lebih ia cintai dibanding selain dari keduanya, ia mencintai seseorang,
tidaklah ia mencintainya kecuali karena Allah, dan ia benci untuk kembali
kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkan dirinya, bagaikan kebenciannya
bila hendak diceburkan ke dalam kobaran api.” (Muttafaqun ‘alaih)
Mencintai Allah tak seperti mencintai
makhluk-Nya yang terkadang tak berbalas dan mendapat penolakan. Seorang yang
mencintai Allah pasti mendapatkan balasan cinta-Nya. Dia tak mungkin menterlantarkan
hamba-Nya yang mencintai-Nya. Apa bukti cinta Allah pada hamba-Nya? Banyak
sekali kita jumpai di sekeliling kita bukti cinta Allah kepada hamba-Nya. Allah
mencintai hamba-Nya dalam bentuk berbagai rupa. Bentuk cinta Allah bisa berupa
rezeki yang berlimpa, kasih sayang yang tiada terkira, namun bisa juga
berbentuk cobaan atau musibah. Kita harus yakin, bahwa cinta Allah pada
hambanya tak pernah terputus. Meskipun hamba-Nya berlumuran dosa, Allah masih
mebukakanpintu tobat kepadanya, selagi malaikat maut belum menjemput dan
matahari belum terbit dari barat.
Semua yang kita miliki adalah bukti
cinta-Nya kepada kita. Sehingga tak layak jika kita tak membalas cinta ini
sepenuhnya. Celakanya, kita banyak yang tak menyadarinya hingga kita tak bisa mengarahkan
cinta itu pada jalan yang diridhai-Nya. Cinta itu kita obral dan kita tawarkan
pada orang yang tak berhak menerimanya. Atas nama cinta kita bergerak melakukan
maksiat kepada-Nya. Astaghfirullah..
Cinta menuntut bukti, bukan sekedar
janji atau sekedar sebait puisi. Tak cukup kita hanya mengatakan “Aku mencinta
Allah”, namun tak ada amal nyata sebagai bukti cintanya. Allah sudah
peringatkan hal ini melalui kalam-Nya yang mulia.
“Katakanlah wahai Muhammad! Jika kamu
(benar-benar) mencintai Allah, maka ikutilah Aku, niscaya Allah mengasihi dan
mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” QS.
AliImran : 31
Sebagai bukti bahwa kita cinta pada
Allah adalah dengan mengikuti setiap ucapan dan tindak-tanduk Rasulullah saw.
Melalui beliaulah risalah agung itu sampai pada kita, membimbing kita pada
jalan menuju ke surga. Berikutnya kita akan sedikit membahas bagaimana bukti
cinta beliau kepada umatnya, yang membuat dada kita bergetar merasakan
keharuan.
Cinta Muhammad, Sampai Akhir Hayat
Mungkin dalam biodata, kita tuliskan
nabi Muhammad sebagai idola kita, namun sayangnya samasekali kita tak pernah
membaca sepak terjang beliau dan menghiasi kehidupan kita seperti yang
dilakukan oleh beliau. Demi umatnya beliau rela dicaci, dimaki, dilempari batu,
diboikot. Ketika beliau mendapat tawaran dari malaikat untuk menimpahkan adzab
pada umatnya yang memusuhi dan menghalangi dakwah beliau, dengan penuh cinta
beliau menolaknya.
Subhanallah.. inilah cinta. Bahkan saat
detik-detik terakhir ajal menjemput, beliau tetap memikirkan umatnya daripada
keluarga atau saudara beliau.“Umati.. ummati..” umatku.. umatku.., begitulah
kalimatyang keluar dari lisan agung ketiga menjelang wafat.
Betapa cintanya beliau dengan umatnya,
sampai ajal hendak menjemput pun beliau terus terfikirkan kondisi umatnya,
meskipun banyak umatnya yang membalas dengan kebencian. Selayaknya kita sebagai
umat beliau, meskipun tak pernah bertatap muka, mendengarkan untain kata
beliau, atau menemani perjuangan beliau, hidupkan setiap sunnah-sunnah beliau
di tengah kehidupan kita. Sesuaikan pola hidup kita dengan pola hidup beliau
yang mulia.
Tapi sayang beribu sayang, umat rupanya
banyak yang meninggalkan sunnah-sunnah beliau, sisi kehidupannya mereka isi
dengan meniru gaya hidup para artis atau bintang film yang mereka idolakan.
Padahal besok ketika hari kiamat kita akan dikumpulkan bersama orang yang kita
cintai dan ikuti. Sebagaimana yang diceritakan oleh Ibnu Mas’ud, sahabat
Rasulullah saw.
Seorang lelaki datang kepada Rasulullahsaw
dan berkata: Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu tentang seseorang yang
mencintai suatu kaum namun dia belum dapat bertemu dengan mereka? Rasulullah
saw menjawab: Seseorang akan bersama orang yang dicintainya.” HR. Muslim
Bila kita mencintai para artis dan
bintang film, meniru gaya hidup mereka yang suka pergaulan bebas, sering
berganta-ganti pacar, hidup serumah tanpa menikah, mengenakan pakaian trendi
dan seksi, memamerkan aurat, maka bersiaplah mengambil tempat bersama mereka.
Bila kita cinta berat dengan pemain sepak bola yang suka selingkuh,
mempermainkan wanita, kita akan bersama mereka. Cinta sama seseorang, sesuatu,
kita pasti dikumpulkan bersama mereka. Berhati-hatilah menaruh cinta, semoga
orang yang kita cintai bisa menolong kita kelak di akhirat.
Ø
Nama
Asli : M Fatchul Amin
Ø
Nama
Pena : Allan El-Hamasah
Ø
Facebook
: El-Bertz Featchul T’tpzmngadh
Komentar
Posting Komentar