Hacker Manfaatkan Ketegangan Hubungan Australia-Indonesia

JAKARTA - Beberapa hari belakangan hubungan Australia-Indonesia semakin memanas yang disebabkan oleh aksi spionase. Laporan bahwa Australia melakukan penyadapan terhadap Indonesia pun turut meluas ke ranah cyber.

Pemerintah Negeri Kanguru diketahui melakukan penyadapan terhadap sejumah petinggi Indonesia, termasuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Ibu Negara Ani Yudhoyono, Wakil Presiden Boediono, dan mantan Presiden Jusuf Kalla. Tak terima dengan penyadapan itu, hacker Indonesia pun menyerang sejumlah website Australia.

Tapi sayangnya, aksi peretasan berbuntut panjang. Anonymous Australia meminta hacker Indonesia tidak menyerang website-website yang tidak bersalah. Berselang beberapa hari setelah peringatan itu, kelompok hacker yang mengatasnamakan Anonymous Australia menyerang sejumlah website Indonesia. 

Namun, pihak Anonymous Australia dalam sebuah video membantah telah menyerang Indonesia karena sesama Anonymous tidak mungkin saling menyerang.

Terlepas dari kebenaran dalang peretasan, aksi saling serang di dunia cyber ini dilihat sebagai buntut dari memanasnya hubungan Australia-Indonesia. Menurut ahli komunikasi dari Universitas Indonesia (UI), Ade Armando, hubungan kedua negara yang semakin tegang ini dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk saling menyerang.

“Kita harus sadar bahwa hubungan Autralia dan Indonesia sudah tegang sejak lama, dan ini (aksi spionase oleh Australia) jadi momen untuk saling menyerang. Jadi wajar jika muncul perang cyber,” jelas Ade kepada Okezone, Selasa (19/11/2013).

Namun ia mengingatkan, perang cyber juga bisa semakin memperburuk hubungan kedua negara. Karena itu, pemerintah kedua negara diminta segera menyelesaikan isu-isu terkait, terutama Australia.

“Sikap pemerintah kita sejauh ini cukup tegas, tapi harus buru-buru diselesaikan. Tapi yang harus paling responsif seharusnya adalah Pemerintah Australia,” sambungnya.
(amr)

Komentar