Remaja 75 - Mengungkap Budaya Mesum dalam Perayaan Hari Valentine
EMPAT belas Februari adalah hari yang
ditunggu-tunggu bagi kebanyakan pemuda-pemudi dalam setiap tahunnya, mereka
menamakan hari ini sebagai hari Kasih Sayang. Ya, Valentine’s Day. Mereka
menganggap hari ini adalah ‘Hari Raya’ orang-orang yang sedang di mabuk cinta,
pada hari ini mereka mengekspresikan cinta mereka terhadap orang-orang yang
mereka cintai dengan bahasa cinta mereka masing-masing. Padahal hari ini tidak
lebih dari hari mesum semata, bagi mereka yang dikuasasi oleh Syahwat nafsunya.
Rupanya hari
ini tidak hanya berlaku bagi kalangan remaja atau pemuda, tetapi berlaku pula
bagi orang-orang yang telah merajut tali pernikahan. Mereka beralasan bahwa
dengan memperingati hari ini, pernikahan mereka semakin melanggeng. Bahkan
mereka yang baru duduk di bangku SMP sudah mengenal dan merayakan budaya
satanis ini.
Beragam cara
para Valentinis untuk merayakan VD, mulai dari mengatakan kata-kata cinta,
memberikan kartu Valentine, memberikan bunga, sampai pada mengajak lawan
jenisnya untuk melakukan tindakan-tindakan yang mengarah pada perzinaan.
Na’udzubillah.
Seolah-olah
mereka menganggap telah ‘halal’ perbuatan tersebut pada hari ini. Toko-toko
swalayan, toko-toko karangan bunga dan club-club malam pun turut memperingati
hari ini. Bagaimana tidak, telah disaksikan (penulis) dari salah satu picture yang diupload di media Facebook,
sebuah bingkisan coklat yang dibungkus dengan rapih dan cantik namun bersamaan
dengan coklat tersebut disisipkan alat kontrasepsi. Hanya orang-orang yang
takut kepada Allah Ta’ala saja yang memahami bahwa hari ini bukanlah hari kasih
sayang tetapi hari mesum yang memasal.
Seolah nampak
begitu indah, di mana-mana terdapat nuansa cinta, di toko-toko, perkantoran,
dan gereja-gereja, bahkan televisi dan radio juga memberikan suguhan kepada
penonton dan pendengarnya dengan acara-acara tentang cinta. Tapi ini tak
ubahnya kesenangan yang menipu dan kesengsaraan pada hari akhirat.
Telah jelaslah
bahwa VD adalah hari kasih sayang yang menipu dan menyengsarakan, sungguh miris
ketika di negara yang berpenduduk mayoritas muslim ini dari sekian banyak para
pemuja Valentine adalah remaja yang mengaku dirinya muslim. Na’udzubillah. Untuk mereka para
remaja muslim yang sedang kehilangan jati diri (jati diri seorang muslim),
ketahuilah bahwa kalian sedang tenggelam dalam budaya jahiliyah, budaya yang di
produksi oleh para penyembah Salib yang berakulturasi dengan budaya Animisme
Romawi!. Sudah selayaknya kalian mengetahui bagaimana asal muasal VD ini.
Sejarah Valentine’s Day
Merayakan Hari
Valentine sama halnya dengan mengikuti tradisi Romawi dan Kristen. Orang-orang
Kristen mengikuti orang-orang Romawi dalam merayakan Hari Valentine, yang
sesungguhnya bukan bagian dari agama mereka. Ironi sekali ketika mereka yang
merayakannya namun sama sekali tidak mempunyai pengetahuan tentang apa yang
dengannya mereka bersenang-senang.
St. Valentine
Pada tanggal 14
Februari 270 M, seorang pendeta kristiani yakni Santo Valentine dipancung oleh
penguasa Romawi pada waktu itu, Raja Claudius II (268 - 270 M). Untuk
mengagungkan dia (St. Valentine), yang dianggap sebagai simbol ketabahan,
keberanian dan kepasrahan dalam menghadapi cobaan hidup, maka para pengikutnya
memperingati kematian St. Valentine sebagai 'upacara keagamaan'. Mengenai latar
belakang pembunuhan Pendeta ini akan kami jelaskan kemudian.
Sebagaimana
yang diungkap dalam The Encyclopedia Britania, Vol. 12, Baru pada
496 M upacara atau ritual tersebut oleh Gelasius I dimasukan kedalam agama
Nasrani, sehingga sejak saat itu kaum Nasrani memiliki Hari Raya baru yang
bernama Valentine’s Day.
Tetapi sejak
abad 16 M, 'upacara keagamaan' tersebut mulai berangsur-angsur hilang dan
berubah menjadi 'perayaan bukan keagamaan'. Hari Valentine kemudian dihubungkan
dengan pesta jamuan kasih sayang bangsa Romawi kuno yang disebut “Lupercalia”
yang jatuh pada tanggal 14 Februari.
Dalam budaya
Romawi, pertengahan bulan atau tanggal 15 adalah hari bagi para ahli nujum
(peramal) melakukan ritual sihirnya. Sedangkan pada bulan Februari pertengahan
bulannya jatuh pada tanggal 14, maka para ahli nujum melakukan aksinya pada
hari ke-14. Sedangkan pada tanggal 13nya menjadi hari libur pagan (penyemba
berhala) yang sangat penting dalam Kekaisaran Roma. Hari ini (14 Februari) juga
untuk menghormati dewa Romawi, Lupercus dan Faunus, serta saudara kembar
legendaris, yang konon mendirikan Roma, Remus dan Romulus. Yang konon pernah
disusui oleh serigala di sebuah gua di Bukit Palatine Roma. Sebuah gua yang
disebut Lupercal merupakan tempat pusat perayaan pada malam Lupercalia atau 14
Februari. Sekarang ini, Lupercalia, yang kemudian disebut Hari Valentine.
Setelah
orang-orang Romawi itu masuk agama Nasrani (Kristen), pesta Lupercalia kemudian
dikaitkan dengan upacara kematian St. Valentine. Penerimaan upacara kematian
St. Valentine sebagai hari kasih sayang juga dikaitkan dengan kepercayaan orang
Eropa bahwa waktu kasih sayang itu mulai bersemi bagai burung jantan dan betina
pada tanggal 14 Februari.
Dalam bahasa
Prancis Normandia, pada abad pertengahan terdapat kata Galentine yang berarti galant
atau cinta. Persamaan bunyi antara galentine dan valentine menyebabkan
orang-orang Eropa berpikir bahwa sebaiknya para pemuda mencari pasangan
hidupnya pada tanggal 14 Februari. Dengan berkembangnya zaman, seorang martyr(orang yang wafat dalam
memegang teguh prinsip agamanya, dalam Islam sama dengan syuhada) bernama St.
Valentine mungkin akan terus bergeser jauh pengertiannya (jauh dari arti yang
sebenarnya).
Beberapa versi tentang sejarah VD
Ensiklopedia Katolik menyebutkan tiga versi
tentang Valentine,
Tetapi versi terkenal adalah kisah Pendeta St. Valentine
yang hidup di akhir abad ke 3 M di zaman Raja Romawi Claudius II.
Pada tanggal 14 Februari 270 M Claudius II menghukum mati St.
Valentine yang telah menentang beberapa perintahnya. Cladius II melihat St.
Valentine mengajak manusia kepada agama Nasrani lalu dia memerintahkan
pasukannya untuk menangkap pendeta ini.
Dalam versi kedua, Cladius II
memandang para bujangan lebih tabah dalam berperang dari pada mereka yang telah
menikah yang sejak semula menolak untuk pergi berperang. Maka dia mengeluarkan
perintah yang melarang pernikahan. Tetapi St. Valentine menentang perintah ini
dan terus mengadakan pernikahan di gereja dengan sembunyi-sembunyi sampai
akhirnya diketahui lalu dipenjarakan. Dalam penjara dia berkenalan dengan putri
seorang penjaga penjara yang terserang penyakit. Ia mengobatinya hingga sembuh
dan jatuh cinta kepadanya. Sebelum dihukum mati dia mengirim sebuah kartu yang
bertuliskan “Dari yang tulus
cintanya Valentine”. Hal itu terjadi setelah anak tersebut memeluk agama
Nasrani bersama 46 kerabatnya”.
Versi ketiga menyebutkan, ketika agama Nasrani
tersebar di Eropa, di salah satu desa terdapat sebuah tradisi Romawi yang
menarik perhatian para Pendeta Nasrani. Dalam tradisi itu pria-pria desa
berkumpul tiap pertengahan bulan Februari.Luperci atau pendeta Lupercus akan berpakaian bulu kambing untuk sebuah upacara
berdarah. Para pendeta dari Lupercus, dewa serigala, akan mengorbankan kambing
dan seekor anjing dan kemudian melumuri tubuh mereka dengan darah. Setelah
tubuh pendeta Lupercus menjadi merah karena dulumuri darah, dia akan berjalan
di sekitar bukit Palatine dengan menggunakan tali yang terbuat dari kulit
kambing yang dinamai februa.
Wanita-wanita akan duduk di sekitar bukit, lalu mereka akan dicambuki dengan
tali kulit kambing supaya mereka menjadi subur. Setelah itu Para wanita muda
itu berkumpul di kota dan nama mereka dimasukkan ke dalam kotak. Inilah
"surat cinta" disebutBillet.
Pria-pria Romawi akan mengambil billet, dan wanita yang membuat billet tersebut
akan menjadi pasangan seks liarnya, dan dia akan berzina sampai Lupercalia
berikutnya atau 14 Februari. Jadi, 14 Februari menjadi hari nafsu seksual yang
tak terkendali. Warna "merah" dan "bentuk hati"
melambangkan kekudusan untuk hari ini. Bentuk hati yang ada pada perayaan ini
bukan bentuk hati atau jantung dari organ tubuh manusia, melainkan bentuk ini
melambangkan rahim wanita atau membuka ke kamar persetubuhan yang suci menurut
mereka. Mereka juga mengirimkan sebuah kartu yang bertuliskan “dengan nama tuhan Ibu saya kirimkan
kepadamu kartu ini”. Akibat sulitnya menghilangkan tradisi Romawi
ini para pendeta Nasrani memutuskan mengganti kalimat “dengan nama tuhan Ibu”dengan kalimat
“dengan nama Pendeta Valentine” sehingga
dapat mengikat para pemuda tersebut dengan agama Nasrani.
Dari sini dapat
diambil kesimpulan bahwa VD tidak lebih bercorak kepercayaan atau animisme
belaka yang berusaha merusak Akidah muslim dan muslimah, sekaligus
memperkenalkan gaya hidup barat dengan kedok percintaan, perjodohan dan kasih
sayang. Maka beginilah cara mereka mengartikan Cinta. Lantas bagaimanakah
pandangan Islam terhadap perayaan hari valentine ini.?
1. Seorang
muslim hendaknya mengetahui bahwa ini adalah bagian dari ritual orang-orang non
Islam dan kita sebagai muslim yang berakidah dengan benar tidaklah dibolehkan
membantu syiar-syiar mereka apalagi ikut merayakannya hari raya mereka. Karena
hari raya itu termasuk hitungan Syara’ , minhaj (jalan agama) dan manasik
(tatacara beribadah), Allah Ta’ala berfirman:
“Dan tiap-tiap umat di antara kamu (umat Muhammad SAW dan umat-umat
sebelumnya), kami berikan aturan dan jalan yang terang”. (QS. Al-Maaidah : 48)
Syaikhul Islam
Ibnu Taimiyah mengatakan bahwa:
“…Karena sesungguhnya menyepakati dalam seluruh hari raya itu adalah
menyepakati dalam kekufurannya. Dan menyepakati sebagian cabangnya adalah
menyepakati dalam sebagian cabang kekufurannya. Bahkan hari raya itu adalah
termasuk yang paling spesifik dari apa yang menjadi ciri syariat-syariat, dan
yang paling nyata dari apa yang menjadi simbol-simbolnya. Maka menyepakatinya
adalah menyepakati syariat kekafiran yang paling khusus dan simbol kekafiran
yang paling nyata. Maka tidak diragukan lagi bahwa menyepakati hal ini sungguh
telah berakhir pada kekafiran dalam garis besar..” (Iqthidaus Shiratil Mustaqim
1/207).
2. Selain dari
pada hari raya, hari ini pun merupakan bentuk peribadatan dan ungkapan cinta
mereka terhadap dewa-dewa mereka, jelas ini merupakan bentuk menyekutukan Allah
Ta’ala. Ritual ini tak ubahnya ritual orang-orang Arab penyembah berhala
yang mengungkapkan rasa cinta mereka kepada berhala yang berada disekeliling
Ka’bah dengan cara mengelilinginya tanpa busana, bersiul dan bertepuk tangan,
sebagaimana yang Allah telah jelaskan dalam firman-Nya;
“Sembahyang mereka di sekitar Baitullah itu, Tidak lainhanyalah
siulan dan tepukan tangan. Maka rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu.”
(QS. Al-Anfal : 35).
3. Seorang
muslim yang mengikuti perayaan hari tersebut telah terjatuh dalam bentuk tasyabbuh atau penyerupaan
terhadap mereka. Sedangkan menyerupai mereka merupakan salah satu bentuk
kecintaan terhadap mereka. Sungguh Allah Ta’ala telah melarang seorang muslim
untuk menyerupai mereka dan menaruh cinta kepada mereka. Rasulullah SAW
bersabda:
“Barangsiapa menyerupai suatu kaum maka dia adalah bagian dari kaum
tersebut”. (HR. Ahmad)
Allah Ta’ala
berfirman: “Kamu tidak akan
mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling
berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya,
sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara atau
pun keluarga mereka.” (QS. Al-Mujadilah:22)
4. Merayakan
hari valentine juga mendorong seseorang untuk melakukan tindakan-tindakan yang
dilarang oleh syariat kepada lawan jenis yang tidak halal baginya. Kalaupun
tidak sampai pada tindakan perzinaan, tetapi ia akan mendekatkan seseorang pada
hal tersebut, padahal di dalam Islam melakukan tindakan yang mendekatkan diri
pada perbuatan zina saja dilarang apalagi yang jelas terang-terangan melakukan
zina. Allah Ta’ala berfirman:
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra’ 32).
Dan orang-orang
yang saling mencintai itu, yang telah jelas cinta mereka tidaklah dilandasi
dengan kecintaan mereka kepada Allah, kalau mereka mengaku cinta kepada Allah
maka mereka tidak mungkin meniti jalan cinta yang keji ini, cinta mereka tidak
lebih dari cinta yang semu dan menyengsarakan. Kelak di hari kiamat keduanya
akan berseteru dan menjadi musuh bagi yang lainnya. Allah Ta’ala berfirman:
“Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi
sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.” (Qs Az-Zukhruf
67).
5. Islam adalah
agama yang dirahmati oleh Allah SWT dan Islam adalah satu-satunya agama yang
mengonsep cara berkasih sayang sesama manusia dengan baik. Dalam Islam seluruh
hari adalah hari kasih sayang. Dan kasih sayang dalam Islam adalah kasih sayang
yang dilandaskan kecintaan kepada Allah dan rasul-Nya. Bukankah Islam menyuruh
kita untuk menyayangi kedua orang tua kita? Bahkan mendurhakainya adalah satu
dari beberapa dosa besar, dan pelakunya harus bertobat. Dan begitu
‘Romantisnya’ Islam tatkala kita mencintai seorang mukmin kita disunnahkan
untuk menyatakannya pada orang yang kita cintai (berbeda tentunya dengan
menyatakan cinta kepada calon pacar alis ‘nembak’), serta dua orang saling
mencintai karena Allah adalah satu dari tujuh golongan yang Allah berikan
naungan kelak di hari kiamat yang tiada naungan selain naungan Allah. Subhanallah. Begitu indahnya
Islam dan begitu sempurnanya syariat Islam, lantas mengapa kita masih mengambil
dan mentaklid syariat yang
berasal dari luar Islam?.
Dari uraian di
atas telah jelaslah bahwa VD adalah budaya yang diproduksi oleh orang-orang
musyrik, sejarah kemunculannya pun menceritakan betapa mereka tidak memiliki
sikap yang manusiawi dan menghinakan kaum wanita, seolah wanita adalah pakaian
murahan yang sekehendak hati untuk mengonta-ganti bahkan setelah rusak
pemiliknya bebas membuangnya. Oleh sebab itu, wahai pemuda-pemudi Islam
sadarlah bahwa ini bukanlah bagian dari Islam dan dilarang oleh Islam. Maka
kesenangan sesaat yang kalian rasakan akan berakhir pada kesengsaraan.Wallahu a’alam bishawab.
Ø By: Yogi T Rinaldi & Afandi Satya K Departemen Kajian Strategis Dakwah Forum Amal
dan Studi Islam FIB Universitas Indonesia (KASTRAD FORMASI FIB UI)
Komentar
Posting Komentar