Banci kalau tidak merokok?
Ah payah...
Laki-laki jadi banci aja kalau nggak ngerokok.
Pernah dengar
kata-kata seperti itu?
Benar, ucapan tersebut
sering sekali diucapkan kepada laki-laki yang tidak merokok. Para perokok
menganggap 'kejantanan' hanya bisa dibuktikan dengan menghisap asap rokok
hingga apabila ada laki-laki yang tidak merokok dianggap 'kejantanannya'
hilang...
Padahal kalau kita
ingin jujur, maka akan kita dapatilah para banci yang sebenarnya merokok dan
itu tidak dapat kita pungkiri, hatta para perokok itu sendiri tahu namun
mengapa mereka 'nekat' menuduh dan berkata-kata tanpa 'ilmu dengan menuduh
orang-orang yang tidak merokok sebagai banci?
Apakah mereka tidak
dapat melihat kenyataan atau sekedar membela diri untuk membenarkan tindakan
yang mereka lakukan?
Tidakkah mereka
renungkan bahwa Rasulullah Muhammad shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Kamu sekalian
adalah pemimpin, dan kamu sekalian bertanggung jawab atas orang yang
dipimpinnya."
(Shahiih, HR.
al-Bukhari, no. 893, 5188, 5200, 7138, Muslim, no. 1829, dan Ahmad, II/5, 54,
111)
Tidakkah para perokok
sadari bahwa yang telah mereka lakukan dengan menghisap rokok tersebut telah
menzhalimi manusia banyak?
Dari Abu Sa'id
al-Khudriy radhiyallaahu ta'aala 'anhu, ia berkata,
Rasulullah
shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Tidak boleh ada
bahaya dan tidak boleh membahayakan orang lain. Barangsiapa membahayakan orang
lain, maka Allaah akan membalas bahaya kepadanya dan barangsiapa menyusahkan
atau menyulitkan orang lain, maka Allaah akan menyulitkannya."
(Shahiih, HR. Malik
dalam al-Muwaththa', II/571, no. 31, Ibnu Majah, no. 2340 - 2341,
ad-Daraquthni, III/470, no. 4461, al-Baihaqi, VI/69, dan al-Hakim, II/57 - 58,
Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah, no. 250)
Sungguh, tidakkah
kalian renungkan bahwa Allaah Subhanahu wa Ta'aala berfirman :
"Dan (Allaah)
menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala
yang buruk." (QS. Al-A'raaf [7] :
157)
Bahkan para dokter
ataupun manusia awam diseluruh dunia telah ijma' (bersepakat) bahwa rokok
adalah segala sesuatu yang buruk lagi jelek, oleh karena itu mengapa kita ragu
untuk meninggalkannya?
Bungkus rokok itu
sendiri mengatakan bahwa rokok itu buruk lagi jelek dan bisa membunuhmu...
Ada sebagian di antara
saudara kita melemparkan syubhat bahwa rokok adalah sesuatu yang makruh
(dibenci) dan tidak sampai derajat haram, maka ia pun memaksakan kehendaknya
dan merokok ria tidak peduli siapa saja yang ia sakiti dari asap rokoknya...
Taruhlah jika memang
rokok itu makruh (dibenci), bukankah lebih baik sesuatu yang dibenci itu
ditinggalkan?
Apakah kita ingin
dibenci oleh Dzat yang menciptakan kita?
Padahal jelas
Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Sesungguhnya
yang halal itu telah jelas dan yang haram pun telah jelas pula. Sedangkan di
antaranya ada perkara syubhat (samar-samar) yang kebanyakan manusia tidak
mengetahui (hukumnya). Barangsiapa yang menghindari perkara syubhat, maka ia
telah membersihkan agama dan kehormatannya. Barangsiapa yang jatuh ke dalam
perkara yang samar-samar, maka ia telah jatuh ke dalam perkara yang
haram."
(Shahiih, HR.
Al-Bukhari dalam Shahihnya kitabul Iman, bab Man Istabra'a li Dinihi, no. 52,
2051, Fat-hul Baari, I/153, Muslim dalam Shahihnya, I/1219, kitab al-Buyu', bab
Akhdzul Halal wa Tarkusy Syubuhat, no. 1599 [107])
Bertanyalah kepada
dirimu sendiri wahai para pecinta rokok, apakah perbuatan kalian termasuk
sesuatu yang di ridhai Allaah ataukah sebaliknya itu adalah sesuatu yang
dibenci atau bahkan diharamkan Allaah 'Azza wa Jalla?
Para perokok adalah
makhluk yang paling menyeramkan.
Benar, itulah pendapat
dari al-Ustadz Abu Ahmad Zainal Abidin, Lc hafizhahullaahu ta'aala. Karena
tidak ada makhluk yang paling menyeramkan melainkan makhluk pemakan api, sebab
jin atau syaithan yang notabenenya adalah makhluk terkutuk lagi hina memakan
tulang dan tidak memakan api, tapi para perokok bisa menghisap dan memakan api
apakah ini tidak mengalahkan jin dan syaithan dalam hal ini?
Jika dikatakan :
"Ngerokok atau
nggak ngerokok, sama saja koq bakalan mati."
Kalau begitu kita
katakan :
"Minum racun atau
nggak minum racun, sama saja koq bakalan mati, maka silahkan anda meminum racun
jika itu cara argumentasi anda..."
Sungguh bukanlah
kematian yang kami takutkan, karena kematian adalah sesuatu yang benar dan itu
pasti akan datang baik cepat maupun lambat. Tapi yang kami takutkan ialah
kematian dengan cara yang buruk atau jelek dan saya berlindung kepada Allaah
dari hal yang demikian...
Sungguh betapa nikmat
wafat ketika sedang bersujud dan bermunajat kepada-Nya, itulah yang diharapkan
setiap hamba yang beriman kepada Allaah Subhanahu wa Ta'aala.
Wallaahul Muwwafiq.
Komentar
Posting Komentar