Kemana Aku Mencari Jejak Langkahmu..



Kau buyarkan lamunan..

Cermin yang teduh kini bergolak

Gelombang-gelombang tak berirama . . .

Mulai kuperhatikan perbuatanmu

Ah, ternyata kau datang coba menghibur

Gemercik air kau jadikan layaknya instrumen dalam suatu opera, perlahan semakin megah

Ya, kau bawakan dengan wajah tak berdosamu itu . . .

Tak peduli kau tetap menghujam


Sunyiku lenyap . . .

Tapi tak apalah, kubiarkan hingga kau lelah

Hingga cerminku kembali teduh, semakin jernih . . .

Entah kapan, tapi ku tau kau pasti akan kembali

Akan kusambut kedatanganmu hujan

Bahkan, kubiarkan kau rusak cerminku, lagi . . .

Mungkin kau tau, tapi mungkin juga tidak sama sekali

Aku hanya menginginkannya..


Dia telah pergi . . .

“bodoh, apa yang kau lakukan ?”

“apa yang kau lihat di cerminmu itu ?” (gemuruh, coba menyadarkanku)

“tak ada gunanya hanya melihat bayanganmu yang mati itu”

“apa kau tau kemana dia pergi ?”

“apa kau akan terus terdiam ?” . . .

Marah, kemudian pergi meninggalkanku . . .

Aku bimbang . . .


Ah sial, sebentar lagi kau datang

Buru-buru kuhentikan lamunanku

Dan . . .

Hey, gemuruh benar, aku harus mencarinya

Pasti ada tanda yang tertinggal

Pasti ada jalan jika diia memang untukku . . .

Secepat mungkin kuberlari keluar pagar rumah

Dan kau benar-benar datang, jalan tanah yang panjang itu kau basahi

Kau buat kaki ini tak berpijak dengan baik

Ternyata kini kedatanganmu bukan untuk menghiburku, hujan

Aku tak peduli, ku tetap berlari, mencoba menghindar darimu

Sekalipun dinginan menyelimutiku

Kau semakin marah, kau tak suka aku mengabaikanmu

Aku tau itu, aku hanya ingin menemukannya

Itu saja . . .


Dan, tiba-tiba kuterdiam . . .

Dipersimpangan jalan . . .

Terhenti langkah kakiku . . .

Kemana kuharus pergi ?

Kemana sebenarnya dia pergi ?


Dan lihat, tak ada lagi jejak kaki yang dia tinggalkan . . .

Lihat apa yang telah kau lakukan hujan !

Kini telah kau ambil semua harapanku . . .


Tapi, mungkin dulu dia memang untukku . . .

Komentar