Pengenalan Serta Pemantapan Agama
Pendahuluan
Agama
mempunyai kedudukan yang amat penting dalam kehidupan manusia, tidak hanya
sebagai alat untuk membentuk watak dan moral, tapi juga menentukan falsafah
hidup dalam suatu masyarakat. Hal ini berarti nilai-nilai dan norma-norma
budaya dibentuk dari agama. Agama terbentuk bersamaan dengan permulaan sejarah
umat manusia. Realita ini merangsang minat orang untuk mengamati dan
mempelajari agama, baik sebagai ajaran yang diturunkan melalui wahyu, maupun
sebagai bagian dari kebudayaan. Lahirnya “Agama baru“ tidak akan pernah lepas
dari tradisi-tradisi agama induk (mainstream).
Motivasi
keterikatan manusia kepada agama adalah pendambaannya akan keadilan dan
keteraturan. Keadilan dalam masyarakat dan alam, karena itu ia mnciptakan agama
dan berpegang erat kepadanya demi meredakan penderitaan-penderitaan
kejiwaannya.
Kedudukan Agama
Agama
mempunyai kedudukan yang amat penting dalam kehidupan manusia, tidak hanya
sebagai alat untuk membentuk watak dan moral, tapi juga menentukan falsafah
hidup dalam suatu masyarakat. Hal ini berarti nilai-nilai dan norma-norma
budaya dibentuk dari agama. Agama terbentuk bersamaan dengan permulaan sejarah
umat manusia. Realita ini merangsang minat orang untuk mengamati dan
mempelajari agama, baik sebagai ajaran yang diturunkan melalui wahyu, maupun
sebagai bagian dari kebudayaan.
Ada dua
hal yang menjadi alasan orang berminat dalam mempelajari agama.
Ø Agama sebagai suatu yang berguna bagi kehidupan manusia baik secara
pribadi maupun mayarakat.
Ø Karena ada pandangan yang negatif terhadap agama, di mana agama hanya
dianggap sebagai khayal, ilusi dan merusak masyarakat
Walupun
demikian bukan berarti bahwa semua manusia beragama, atau beragama pada kadar
yang sama. Dalam sejarah tercatat bahwa ada kelompokkelompok tertentu yang anti
agama bahkan memusuhi agama, akan tetapi juga sebaliknya banyak juga kelompok-kelompok
yang sangat taat dan menghayati ajaran agamanya dan terjalin baik sehingga
kekuatan ghaib tersebut bisa memperkuat pribadinya. Sehingga agama dapat
menjadi anutan, ikutan dan dihormati seperti imam, ulama, kyai, pendeta, pastor
dan lain-lain. Oleh karena itu agama merupakan aspek yang tidak terpisahkan
dari pribadi dan masyarakat.
Pengertian
Agama
Berikut
dikemukakan beberapa definisi agama secara terminologi, yaitu: Menurut
Departemen Agama, pada Presiden Soekarno pernah diusulkan definisi agama pada
pemerintah yaitu agama adalah jalan hidup dengan kepercayaan kepada Tuhan yang
Maha Esa berpedoman kitab suci dan dipimpin oleh seorang nabi.
Ada
empat unsur yang harus ada dalam definisi agama, yakni :
- Agama
merupakan jalan atau alas hidup
- Agama
mengajarkan kepercayaan kepada Tuhan yang Maha Esa
- Agama
harus mempunyai kitab suci (wahyu)
- Agama
harus dipimpin oleh seorang nabi atau rasul.
Selanjutnya
menurut Prof. Dr. H. Mukti Ali mengatakan bahwa agama adalah kepercayaan akan
adanya Tuhan yang Maha Esa dan hukum yang diwahyukan kepada utusan-utusanNya
untuk kebahagiaan hidup dunia dan akhirat.
Menurut
beliau ciri-ciri agama itu adalah:
-
Mempercayai adanya Tuhan yang Maha Esa
-
Mempunyai kitab suci dari Tuhan yang Maha Esa
-
Mempunyai rasul/utusan dari Tuhan yang Maha Esa
-
Memepunyai hukum sendiri bagi kehidupan penganutnya berupa perintah dan
petunjuk
Religius
Orientasi
Orientasi
(pemantapan) agama secara umum terbagi atas tiga macam :
1.
Orientasi agama yang di
bawa sejak lahir.
Pengenalan serta pemantapan agama dalam hal ini
di karenakan bawaan agama dari orang tuanya yang sudah sejak dulu memeluk
suatau agama sehingga anaknya secara langsung akan menerima agama dari orang
tuanya (keturunan). Ilmu agama yang dimiliki oleh orang tua akan di ajarkan
kepada anakanya untuk memantapkan keyakinan anaknya bahwa agama yang dibawa
orang tuanya adalah agama yang paling benar, sehingga akan meyakinkan seorang
anak tersebut..
Dalam orientasi semacam ini terdapat beberapa
kelemahan antara lain :
a.
Kurang ihlas, dikarenakan
agama yang dianut tidak berdasarkan apa yang ia pilih sendiri, akan tetapi penekanan dari orang tuanya.
b.
Bosan.
2.
Orientasi agama
berdasarkan pengalaman Spiritual (Tuntunan).
Pemantapan agama dengan cara seperti ini sangat
mempengaruhi kuatnya agama yang di percayainya. Orientasi agama yang di tuntun
oleh ulama agama yang lebih menguasai agama sehingga dapat percaya sepenuhnya
pada kebenaran agama yang dianutnya.
3.
Adapun Orientasi agama
yang lainya yaitu dikarenakan keputus-asaan atau menemukan banyak kesalahan –
kesalahan pada agama yang selama ini dianutnya. Sehingga ia akan memilih untuk berpindah dari agama (murtad) yang lama ke
agama yang lain, lalu mendalaminya. Orientasi agama semacam ini hanya terjadi
pada lintas agama. Orientasi semacam ini memiliki kelebihan yaitu, orang
tersebut akan lebih serius dalam beragama.
Namun, orientasi agama semacam ini pun memiliki banyak kekurangan, diantaranya
adalah :
a.
Jika tidak ada tuntunan
yg bertahap pada agama yang baru, maka
ia akan kembali pada agama yang lama.
b.
Banyak mendapat hardikan
dari agama lama maupun yang baru.
c.
Ia senantiasa akan
membuaka aib agama yang lama.
d.
Harus dibimbing dalam
orientasi agama yang baru.
Home | News | Dunia Islam | Kuliah | Remaja | Sastra | Hiburan | Tips & Trick |
lmu Dunia