Remaja Di Dua Kutub
Banyaknya para remaja seusia kita yang punya pemahaman minim tentang islam,
yang kemudian bertemu dengan serbuan budaya barat yang menawarkan kebebasan,
membuat kita akhirnya jadi ragu tentang dimana seharusnya kita menempatkan
diri. Saat dua kutub yang ekstrim berpapasan, kita kemudian mau tidak mau harus
memilih dalam menentukan sikap serta kelanjutan kehidupan kita pada salah satu
sisi yang menarik di hati kita.
Sebut saja bulan februari yang identik dengan bulan cinta para remaja.
Yups, begitulah yang banyak di dengungkan oleh kutub barat. Kebebasan
mengekspresikan cinta yang kemudian menghalalkan juga adanya "sesuatu
hubungan yang lebih" sebagai kelanjutannya, kemudian banyak menarik minat
kita yang masih labil untuk kemudian mencobanya. Seakan bukan hanya udah jadi
adat namun bulan cinta itu, disakralkan menjadi "agama" yang harus di
puja dan dianut, dan kalau sampai nggak, maka akan jadi dosa.
Sedangkan nggak jarang banyak orang yang kemudian menyandingkan dan membandingkan kebiasaan ini dengan cara- cara ketimuran yang dinilai kurang asyik. Dan selanjutnya aturan- aturan islami, yaitu pernikahan atau ta'aruf pun dilanggar, sekali lagi atas nama mengekang, penuh aturan, dan kuno.
Padahal islam datang justru untuk memuliakan kita. Selain itu, islam datang
datang untuk meninggikan derajat kita biar nggak sama dengan hewan.Pikiran dan
konsep- konsep yang kebanyakan ditawarkan kutub tetangga sebelah, kebanyakan
hanyalah untuk menjauhkan sejauh- jauhnya kita dari sebuah kemuliaan, dan
cerahnya masa depan. Contoh aja tentang kebebasan bergaul. Efeknya nggak sepele
loh, sebenarnya "hasil" nyatanya sudah banyak, may be nggak
kehitung lagi jumlahnya. tengok saja di kiri kananmu, banyak dari mereka
penganut aliran kebebasan hidup yang kemudian terjerumus menjadi pelaku aborsi,
pecandu narkoba, hidup luntang- lantung nggak jelas, perokok berat, dll, dsb.
Benar- benar kita dilalaikan, sampai kita benar- benar jatuh dan dalam keadaan
yang sangat rendah. Dan sayangnya, penutup dari semua itu hanya selesai pada
kata menyesal.
Itu belum seberapa, lihat saja betapa banyak adik, saudara, atau teman kamu
yang cewek yang dilucuti habis- habisan pakaian mereka. Dan lucunya bukan orang
lain yang melakukan, tapi diri mereka sendiri, dan pola pemikiran mereka yang
sudah teracuni atas nama kebebasan itulah yang menggerakkan tangan- tangan dan
hati para cewek- cewek itu sendiri. lucunya, para orang tua yang melihat semua
itu justru mendukung dan berlomba- lomba menjadikan anak mereka menjadi yang
"tercantik" dan yang "terseksi".
Friend, sudah saatnya kita cut off semua pemikiran rendah yang direncanakan
musuh islam itu. Jangan sampai ini jadi dosa warisan, yang karena kamu nggak
mau tahu dan terlalu sibuk dengan urusan duniawimu, kelak ketika kamu sudah
jadi ortu, pemikiran yang sama akan kamu wariskan kepada anak- anak kamu. Sudah
saatnya kamu bangkit dan dengan tegas, memilih di kutub mana seharusnya kamu
berada, dan menghabiskan sisa hidup kamu yang cuma satu kalinya ini.
Komentar
Posting Komentar