Seribu MAWAR untuk Sovia..
‘
Mawar hitam itu mencekikku lagi malam ini. Sungguh ! ‘ ujar wanita muda itu
pada calon suaminya. Wanita muda itu berusia sekitar 30 tahun-an, sebuah
usia yang agak terlambat untuk menikah, sebenarnya. Namanya Sofia. Wajahnya
lumayan cantik, meski ia sedikit gembul dan berjerawat.
‘
Oh ya ?’ sahut calon suaminya sambil melirik malas. ‘ Malah bagus. Kuharap duri
mawar itu meletuskan jerawat di wajahmu. Ah ya. Dan juga, lemak yang
menggelambir di sekitar perutmu. Supaya kau terlihat langsing saat mengenakan
gaun pengantin nanti. Hahaha…’ Sembur lelaki itu lalu tergelak-gelak.
‘
Tidak lucu, Pepijn. Betul-betul tidak lucu.’ Ujar Sofia bersungut-sungut.
Wajahnya ditekuk.
‘
Kau terlalu serius Sofia. ‘ Lelaki itu mengibaskan tangan.
‘
Kuharap juga begitu tadinya. Bukan sesuatu yang serius. Tapi, nih ,
kau lihat, lingkaran hitam di mataku. ‘
‘
Ya. Kau seperti seekor panda sekarang. ‘ gumam Pepijn.
‘
Ayolah, Pepijn. Aku ingin bertemu Isis SEKARANG JUGA. ‘
Pepijn
mendelik. Itu tidak akan memperbaiki apapun, pikirnya. Tapi Sofia memang
tidak sedang meminta persetujuannya. Sofia bahkan melengos begitu saja dan
meninggalkannya untuk bertemu Isis.
Isis adalah
wanita yang melahirkan Pepijn. Ia tak melakukan apapun dalam hidupnya kecuali
tiga hal. Memasak, merangkai bunga dan menafsirkan mimpi. Orang-orang
memintanya untuk mengartikan mimpi-mimpi mereka. Dan Isis melakukannya dengan
senang hati. Ia bahkan tak mau dibayar untuk itu. Menurutnya, menafsirkan mimpi
bukanlah sebuah pekerjaan. Satu lagi, Isis akan marah besar jika ada yang
menyebutnya peramal atau cenayang.
‘
Tunggu Sofia. Apa sih yang kau harapkan dari ibuku ? Ketahuilah. Ibuku itu
senang sekali mengkhayal. Tafsiran mimpinya itu tak lain tak bukan adalah hasil
dari imajinasinya sendiri. ‘ sergah Pepijn.
‘
Oh, Pepijn.. Kau berharap aku akan mengurungkan niatku, begitu ?’
‘
Ya. Begini.. ‘ Pepijn berdehem-dehem sebelum memulai sesuatu hal yang akan ia
ceritakan.
Dulu
ada seorang pria yang datang menemui Isis. Pria itu tampak putus asa. Beberapa
kali ia bermimpi mencium keledai. Lalu setelah itu, si keledai terkejut dan
mulai bertingkah liar. Ia menyepak pot-pot bunga kesayangan sang pria itu
hingga hancur berantakan.
Menurut
Isis, mimpi seperti demikian itu adalah pertanda buruk. Pria itu, menikahi
seorang wanita yang dungu dan jalang. Tapi pria itu tertipu oleh kecantikan
sang istri, bahkan ia tak menyadari bahwa wanita itu diam-diam berselingkuh
dengan pria lain. Adalah sebuah kesia-siaan untuk melanjutkan perkawinan
mereka. Karena istrinya mungkin akan terus melakukan kesalahan yang sama.
‘
Isis bilang begitu ? ‘ tanya Sofia penuh selidik.
‘
Ya. Isis bilang begitu.’
‘
Lalu apa yang terjadi berikutnya ? ‘
‘
Kudengar, pria malang itu menceraikan istrinya. Tapi kemudian ia menjadi
depresi. ‘
‘
Menyedihkan. ‘
‘
Konyol , bukan ? ‘
‘
Ya. Tapi kita tidak akan pernah tahu kebenaran yang sesungguhnya. Aku akan
tetap menemui Isis. ‘
Kali
ini niat Sofia telah bulat dan tak bisa dibendung lagi.
***
‘
Sofia, anakku. Ceritakan saja. Tak perlu merasa takut atau ragu. Ceritakan,
SEMUANYA. ‘
‘
Apakah aku terlihat lelah, Isis ? ‘
Penafsir
mimpi itu mengangguk. Ia khawatir sekali akan keadaan calon menantunya
sekarang.
‘
Mimpi-mimpi itu, Isis. Mimpi yang sama. Berulang-ulang. ‘
‘
Ya, katakan saja ’
‘
Mawar hitam itu tumbuh dari sebuah lahan kosong di rumahku. Ia merambat masuk
melalui jendela kamar, lalu merayap ke tempat tidur dan mulai membelitku. ‘
Sofia merasakan
napasnya tak beraturan. Dadanya sesak.
‘
Ia tak sekedar membelitku. Seolah belum puas, tumbuhan itu mencekikku. Oh,
Isis, aku bahkan sanggup mendengar teriakannya. ‘
‘
Ya ? Mawar hitam itu, berteriak kepadamu ? ‘
Sofia mengangguk.
‘
Kedengarannya ia berteriak dalam bahasa Iblis, sih. Tapi aku seolah tahu
artinya. ‘
‘
Teruskan. ‘
‘
Rasanya tumbuhan itu bilang.. katakanlah kejujuran ‘
***
Sofia keluar
ruangan dengan wajah muram. Ia menyangka semua akan membaik. Tapi ternyata
tidak. Lebih parah lagi, Isis mengusirnya. Isis bilang, kalau anaknya, Pepijn,
akan menikahi wanita yang salah.
‘
Apa kubilang. Jangan pernah menceritakan mimpimu pada ibuku. ‘ Sembur Pepijn.
‘
Ibumu kasar sekali. Ia bahkan tak menjelaskan apa-apa. Ia hanya mengusirku
saja.’
‘Sudah
pernah kuperingatkan sebelumnya, Isis itu aneh. Dia gemar berkhayal !’
Pepijn
menenangkan calon istrinya yang mulai meratap panjang pendek. Tiba-tiba Sofia
terdiam.
‘
Tunggu..’
‘
Apa ? ‘ Selidik Pepijn.
‘
Ng… oh, tidak. Bagiku bukan sesuatu yang penting.’ Sahut Sofia.
Malamnya,
Sofia kembali bermimpi. Kali ini mawar hitam itu semakin mengganas. Tumbuhan
itu membelitnya dengan onak duri yang tajam bagai ujung belati. Mawar hitam
berteriak lagi.KATAKANLAH KEJUJURAN!
Sofia terbangun
dari mimpi dengan nafas tersengal. Sekujur tubuhnya basah oleh keringat.
Mendadak ia merasa geram sekali. Lantas ia merasa harus melakukan sesuatu.
Di
sambarnya sebatang lilin dan lentera. Ia bergegas menuju halaman belakang dan
mulai mencangkuli tanah itu dengan tangannya sambil memekik histeris.
PERSETAN
DENGAN KEJUJURAN !
Sofia ingat
semuanya. Janin itu.. Aborsi itu..
Lalu
ia mulai tertawa.
Tawa
yang mengerikan di tengah malam buta.
Komentar
Posting Komentar